PENGEMBANGAN PRODUK JAMU DAN SIMPLISIA DARI TANAMAN LOKAL SUKU TENGGER

Penulis

  • Retno Widyowati Departemen Ilmu Kefarmasian Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya
  • Sukardiman Departemen Ilmu Kefarmasian Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya
  • Tutik Sri Wahyuni Departemen Ilmu Kefarmasian Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya
  • Aty Widyawaruyanti Departemen Ilmu Kefarmasian Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya
  • Kholis Amalia Nofianti Departemen Ilmu Kefarmasian Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.24034/kreanova.v3i2.5672

Kata Kunci:

jamu godogan, simplisia, Suku Tengger, teh herba

Abstrak

Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo memiliki beragam tanaman liar yang berpotensi dimanfaatkan untuk pengobatan. Beberapa diantaranya adalah adas, jarak, kecubung, keningar, purwoceng, krangean, kayu ampet, pulosari, dan pronojiwo. Beragamnya tanaman yang ada di sekitar masyarakat setempat merupakan kekayaan tersendiri dari daerah ini, namun tidak banyak masyarakat Desa Ngadisari yang memanfaatkannya secara baik. Hal ini terjadi karena aspek kekurangpraktisan yaitu bahan-bahannya harus diramu terlebih dahulu, selain itu banyak kios yang menjual obat modern di lokasi terpencilpun. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan pelatihan pengembangan produk jamu dan simplisia dari tanaman lokal Bromo bagi masyarakat Suku Tengger, khususnya di Desa Ngadisari, Probolinggo. Produk tersebut berupa jamu godogan, teh herba dan simplisia yang dapat digunakan oleh masyarakat ataupun dipasarkan dengan nilai ekonomi tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan. Hal ini dapat menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat Desa Ngadisari sehingga meningkatkan perekonomian dan taraf kesehatan masyarakat desa tersebut, sehingga hal ini bisa membuat lingkungan baik.

Referensi

Astuti R, Fadilla AR. (2020). Hibiscus sabdariffa (rosella) sebagai alternatif minuman teh berkafein rendah. Jurnal Cendekia Sambas, 1(2), 69-77.

Badgujar, S.B., Patel, V.V., Bandivdekar, A.H. (2014). Foeniculum vulgare Mill: A review of its botany, phytochemistry, pharmacology, contemporary application, and toxicology. BioMed Research International, 2014, 1-32.

Batoro, Setiadi, J., Cikmawati, D., Purwanto, T.Y. (2010). Etnofarmakologi dan pengetahuan tumbuhan obat masyarakat Tengger di Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Scientific Repository IPB University.

Beheshti F, Khazaei M, Hosseini M. (2016). Neuropharmacological effects of Nigella sativa. Avicenna J Phytomed. 6(1), 104–116.

Djaeni M, Ariani N, Hidayat R, Utari FD. (2017). Ekstraksi antosianin dari kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) berbantu ultrasonik: Tinjauan aktivitas antioksidan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 6(3), 148-151.

Ekanto B, Sugiarto. (2011). Kajian teh rosella (Hibiscus sabdariffa) dalam meningkatkan kemampuan fisik berenang. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 1(2), 171-180.

Erwin, K., Nurul, J. (2015). Nilai guna spesies tanaman sebagai obat tradisional oleh masyarakat Tengger di Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Jurnal Sains dan Seni ITS, 4(1), 2337-3520.

Harismah K, Sarisdiyanti M, Azizah S, Fauziyah RN. (2014). Pembuatan sirup rosella rendah kalori dengan pemanis daun stevia. Simposium Nasional Teknologi Terapan, K 44-47.

Indah, Y.N. (2015). Pengetahuan etnomedisin mengenai tumbuhan obat yang digunakan oleh Suku Tengger di Kabupaten Probolinggi dan Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Media Farmasi Indonesia, 10(1), 869-874.

Palupi DA, Lina RN, Susiloningrum D, Sugiarti L, Pratiwi Y, Wijaya HM, Rahmawaty A, Amiroh SA, Safitri LA, Caesary CD, Nida K. (2022). Pembuatan wedang uwuh untuk meningkatkan imunitas tubuh bersama pengurus PKK Desa Jepang Kecamatan Mejobo Kudus. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 5(3), 270-278

Permatasari S, Munthe EA, Teresa A, Aryati F. (2022). Pemanfaatan tanaman obat keluarga sebagai minuman penguat imunitas tubuh di RT 04 Kelurahan Bereng Pulang Pisau. PengabdianMu, 7(3), 376–382.

Riswan, S., Soekarman. (1992). Status pengetahuan etnobotani di Indonesia. Prosiding Seminar Etnobotani.

Saber JI, Eshra DH. (2019). Using fennel seeds and their oil as a preservative and functional food to produce some food and drink products to alleviate cough symptoms. Alexandria Science Exchange Journal, 40(3), 406-414.

Setyowati N, Masyuri, Mulyo JH, Irham, Yudhistira B. (2023). The hidden treasure of wedang uwuh, an ethnic traditional drink from Java, Indonesia: Its benefits and innovations. International Journal of Gastronomy and Food Science, 31, 1-13.

Steenis, C.G.G.J. (1972). Preliminary checklist of the flora of Bromo Tengger Semeru. Field Report of UNDP/FAO.

Sultana S, Khan A, Safhi MM, Alhazmi HA. (2016). Cough suppressant herbal drugs: A review. International Journal of Pharmaceutical Science Invention, 5(5), 15-28.

Ulfah VF, Iskandar Y. (2019). Review jurnal: Activitas tanaman jati belanda (Guazuma ulmifolia Lam.) sebagai antihiperlipidemia. Farmaka Suplemen, 17(1), 98-104.

Umiyah, Nuri, Aziz, Y.S. (2011). Jenis-jenis tumbuhan obat bagu Suku Tengger

di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggi. Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus: 4D (25–29), 2011.

Waskito RAE, Tursilowati S, Setiadi Y. (2017). Kebugaran jasmani dan waktu pemulihan tekanan darah atlet bola basket putra pusat pendidikan dan latihan olahraga pelajar (PPLOP) Jawa Tengah dengan pemberian minuman Sari Bit Merah (Beta vulgaris) dan Terong Belanda (Cyphomandra betacea SENDTN). Jurnal Riset Gizi, 5(1).

Yaya, S.A. (2020). Tumbuhan antimikroba yang digunakan masyarakat Suku Tengger. Journal of Pharmaceutical Science and Medical Research, 3(1), 1-9.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2023-05-24

Terbitan

Bagian

Artikel