PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN BARRU MELALUI KLASTER PENANGKAPAN IKAN LAUT

Authors

  • Supomo Supomo Peneliti Bidang “Ekonomi Regional dan Kota” di PKT, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.24034/j25485024.y2008.v12.i2.306

Keywords:

territory outonomy, regional development, basic of people’s economic, cluster of sea fish catchment

Abstract

As the emergence of regional autonomy commenced in the early 2001, the local government is expected not to repeat the central government’s inappropriate management by setting its development priorities. The first priority is to create development system which puts emphasis on the basic economy (people’s basic economy). The second priority is to develop of local leading products from local resources. The third priority is to develop agri-bussiness. The last priority is to establish modern industries based on the local leading products from local resources.

In that case the local government of Barru has began to develop the sea fishing catchment cluster. By this cluster model, all of existing stakeholders are involved, until each of them knows their appropriate roles in the system. By developing entrepreneurship, mastering the science and technology, and the empowerment by the local  government, it is expected that the sea  fishing catchment cluster in the sea cluster could grow stronger.

References

Agus Widodo, Iis Sumiati, dan Rayendra P, 2003. ”Pengembangan Klaster Industri Unggulan Daerah”. P2KT PUD-PKM, Kedeputian Bid. PKT, BPPT.

Alkadri, Dodi S. Riyadi, Muchdie, Siswanto S, dan Fathoni M, 1999. “Manajemen Teknologi Untuk Pengembangan Wilayah”. Dit. KTPW-BPPT.

Asmenko Wasbangpan Bid. Kelembagaan, 1999. “Seminar Teknologi, Ekonomi, dan Pemerintah Daerah”. di jakarta. 9 Agustus 1999.

Bappeda Kabupaten Barru 2000-2004. “PDRB Kabupaten Barru 2000-2004”.

Bungaran Saragih, 1999. “Prioritas Dan Strategi Pembangunan Kembali Ekonomi Indonesia Dan Implikasinya Bagi Pengembangan Tekonologi”, dalam Prosiding Seri Diskusi/Seminar Teknologi, Ekonomi, dan Otonomi Daerah, Jakarta.

Edgar M. Hoover, 1975. “An Introduction to Regional Economics”. 2nd Alfred A. Knopf, New York.

Hari Kartono, Sugeng Rahardjo, dan I Made Sandy, 1989. “Esensi Pembangunan Wilayah dan Penggunaan Tanah Berencana”. Penerbit: Geo. FMIPA, UI Jakarta.

Harry W. Richardson, 1972. “Regional Economics”. Redwood Press Limited, London.

Kristiadi, J.B., 1992. “Administrasi Pembangunan dan Administrasi Keuangan Daerah”. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 2, PAU-IS-UI, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Laode Ida, 1992. “Hak Kelola Rakyat Lokal dalam Otonomi Daerah”. Kompas, 19 Juli.

Lutfi I. Nasution, 1992. “Beberapa Hasil Kajian Penerapan Konsep Dan Metode Pengembangan Wilayah Wilayah Dalam Pembangunan di Indonesia” dalam Seminar Pentaloka Managemen Area – Deptan Prof. NTT, 20-26 April 1992.

Lutfi I. Nasution & Ernan Rustiadi, 1990. “Kebijaksanaan Pengembangan Wilayah Melalui Industrialisasi Pedesaan Dalam Rangka Pembangunan Nasional”. Seminar tentang Pembangunan Desa Secara Terpadu untuk Pemerataan.

Lutfi I. Nasution, 1989. “Tinjauan Umum Atas Beberapa Model Pembangunan Wilayah”. Lokakarya Pengembangan Wilayah Terpadu, oleh Univ. Nusa Cendana, NTT, 27-30 Nopember.

Moh. Manshur Hidayat dan Surochim As, Peneliti pada Link-Ridev Institute, 2003. “Pokok-Pokok Strategi Pengembangan Masyarakat Pantai Dalam mendorong Kemandirian Daerah”. Jurnal Ekonomi Rakyat, Surabaya.

Mubyarto, 1989. “Pengantar Ekonomi Pertanian”. Edisi III, LP3ES, Jakarta.

Peter Nijkamp, 1986. “Handbooks of Regional and Urban Economics”. Elsevier Science Publishers B.V., Amsterdam.

Saparudin, Ruki Savianto, Agus Widodo, Tatang A.Taufik, 2006. “Pendekatan Klaster Industri Dalam Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kabupaten Sumedang”. diterbitkan oleh Pusat PKTPUDPKM, PKT, BPPT, Jakarta.

Sugeng Budiharsono, 1989. “Perencananaan Pembangunan Wilayah”. PAU-Ekonomi – UI, Depok.

T. Hanafiah, 1985 “Beberapa Aspek Dalam Masalah Perencanaan Wilayah”. Majalah Zona, Edisi 01 Juni, HIPIPWI Bogor.

Todaro MP., 1991. “Economic Development In The Third Word”. 3rd 1985, Terjemahan Burhanuddin Abdullah, MA, Erlangga, Jakarta.

Published

2018-09-17

Issue

Section

Artikel