REALITAS DALAM CERMIN RETAK: LABA AKUNTANSI DALAM BINGKAI PENAFSIRAN PRAKTISI BISNIS NON-AKUNTAN

Authors

  • Akhmad Riduwan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.24034/j25485024.y2012.v16.i2.212

Keywords:

laba akuntansi, standar akuntansi keuangan, hermeneutika-kritis, non-akuntan, cermin retak

Abstract

Laba akuntansi merupakan salah satu dari banyak simbol dalam laporan keuangan yang digunakan untuk merepresentasikan realitas tertentu dalam ruang komunikasi. Tujuan dari studi ini adalah untuk memahami interpretasi laba akuntansi oleh praktisi bisnis non-akuntan dan konsep akuntansi yang mendasarinya. Informan dalam studi ini terdiri atas praktisi bisnis non-akuntan yang berprofesi sebagai manajer keuangan, analis kredit, penasihat investasi, dan investor individual. Berbasis pada pendekatan hermeneutika-kritis, hasil studi ini memberikan pemahaman bahwa dalam bingkai penafsiran praktisi bisnis non-akuntan, realitas yang direpresentasikan oleh simbol laba akuntansi tidak jelas. Simbol laba akuntansi tidak merepresentasikan realitas ekonomik maupun realitas keuangan, tetapi sekadar merepresentasikan realitas akuntansi yang dapat dengan mudah diubah oleh akuntan melalui penerapan standar akuntansi keuangan. Oleh karena itu, kebermanfaatan informasi laba akuntansi bagi masing-masing informan dalam pengambilan keputusan adalah rendah. Secara analogis, dalam perspektif praktisi bisnis non-akuntan, realitas yang direpresentasikan oleh simbol laba akuntansi tidak berbeda dengan realitas yang terefleksi dari permukaan cermin retak. Cermin retak merefleksikan realitas yang terdistorsi. Dalam hal ini, analogi cermin retak ditujukan pada standar akuntansi keuangan yang menghasilkan informasi laba akuntansi yang realitas referensialnya tidak mudah untuk difahami.

References

Adelberg, A. H. 1983. The Accounting Syntactic Complexity Formula: A New Instrument for Predicting The Readability of Selected Accounting Communication. Accounting and Business Research. Summer: 163-175.

Ansari, S. dan K. J. Euske. 1987. Rational, Rationalizing and Reifying Uses of Accounting Data in Organizations. Accounting, Organization and Society 12 (5): 549-570.

Bamber, L. S. 1986. The Information Content of Annual Earnings Releases: A Trading Volume Approach,” Journal of Accounting Research 24 (1): 40-55.

Beaver, W. H. 1968. The Information Content of Annual Earnings Announcements. Empirical Research in Accounting: Selected Studies: 67-92.

Belkaoui, A. R. 1980. The Interprofessional Linguistic Communication of Accounting Concepts: An Experiment in Sociolinguistic. Journal of Accounting Research 18 (2) Autumn: 362-374.

Bradshaw, M. T. dan R. G. Sloan. 2002. GAAP versus The Street: An Empirical Assessment of Two Alternative Definitions of Earnings. Journal of Accounting Research 40 (1): 41-66.

Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Cetakan Pertama. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Chambers, R. J. 1989. Time in Accounting. Abacus 25 (1): 7-21.

Courtis, J. K. 1998. Annual Report Readability Variability: Test of the Obfuscation Hypothesis. Accounting, Auditing and Accountability Journal 11 (4): 459-471.

Diana, S. R. dan I.W. Kusuma. 2004. Pengaruh Faktor Kontekstual Terhadap Kegunaan Earnings dan Arus Kas Operasi dalam Menjelaskan Return Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 7 (1): 74-93.

Dillard, J. F. 1991. Accounting as Critical Social Science. Accounting, Auditing and Accountability Journal 4 (1): 8-28.

Fairfield, P. M., R. J. Sweeney dan T.L. Yohn. 1996. Accounting Classification and the Predictive Content of Earnings. The Accounting Review 71 (3): 337-355.

Feng, F. H. 2003. Between Immediacy and Reification: Quotidian Pedagogy, Narrative, and Recovery of Language and Meaning in Nature. Dissertation: The University of British Columbia.

Financial Accounting Standard Board (FASB). 1991. Statement of Financial Accounting Concepts. Homewood, Illinois: Irwin.

Finger, C. A. 1994. The Ability of Earnings to Predict Future Earnings and Cash Flow. Journal of Accounting Research 32 (2): 210-223.

Fiol, C. M. 1989. A Semiotic Analysis of Corporate Language: Organizational Boundaries and Joint Venturing. Administrative Science Quarterly (34): 277-303.

Fischer, P. E. dan Stocken, P.C. 2001. Imperfect Information and Credible Communication. Journal of Accounting Research 39 (1): 119-134.

Haried, A. A. 1972. Semantic Dimensions of Financial Statements. Journal of Accounting Research 10 (2) Autumn: 376-391.

Haried, A. A. 1973. Measurement of Meaning in Financial Reports. Journal of Accounting Research 11 (1) Spring: 117-145.

Heath, L. C. 1987. Accounting, Communication, and The Pygmalion Syndrome. Accounting Horizons (March): 1-8.

Ijiri, Y. 1975. Theory of Accounting Measurement. Accounting Research Study No.10. Sarasota. American Accounting Association.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Jones, M. J. 1996. Readability of Annual Reports: Western versus Asian Evidence – A Comment to Contextualize. Accounting, Auditing and Accountability Journal 9 (2): 86-91.

Landsman, W. R. dan E. L. Maydew. 2002. Has the Information Contents of Quarterly Earnings Announcements Declined in the Past Three Decades?. Journal of Accounting Research 40 (3): 797-808.

Lee, T. A. 1982. Chambers and Accounting Communication. Abacus 18(2): 152-165.

Li, D. H. 1972. The Semantic Aspect of Communication Theory and Accountancy. Journal of Accounting Research 10 (2) Autumn: 102-107.

Lusk, E. J. 1973. Cognitive Aspects of Annual Reports: Field Independence/Dependence. Journal of Accounting Research 11 (3) Supplement: 191-202.

Macintosh, N. B., T. Shearer, D.B. Thornton dan M. Welker. 2000. Accounting as Simulacrum and Hyperreality: Perspectives on Income and Capital. Accounting Organization and Society (25): 13-50.

Mattessich, R. 2003. Accounting Representation and the Onion Model of Reality: a Comparison with Baudrillard’s Order of Simulacra and His Hyperreality. Accounting Organization and Society (28): 443-470.

Nugroho, A. A. 2006. “Posmodernisme, Toleransi Multikultural, dan Solidaritas Ekologis” dalam Abdul Halim (Ed.) Menembus Batas Tradisi, Menuju Masa Depan Yang Membebaskan. Cetakan Kesatu. Penerbit Buku Kompas. Halaman 272-284. Jakarta.

Paulson, J. 2005. Uneven Reification. Dissertation in History of Consciousness: University of California, Santa Cruz.

Piliang, Y.A. 2003. Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Jalasutra. Bandung.

Preston, A.M., C. Wright dan J.J. Young. 1996. Imag[in]ing Annual Reports. Accounting, Organization and Society 21 (1): 113-137.

Schmidt, D.J. 2007. Speaking of Language: On The Future of Hermeneutics. Research in Phenomenology 37: 271-284.

Smith, M. dan R. Taffler. 1992. Readability and Understandability: Different Measure of the Textual Complexity of Accounting Narrative. Accounting, Auditing and Accountability Journal 5 (4): 84-98.

Sunardi, S.T. 2004. Semiotika Negativa. Cetakan Kedua. Penerbit Buku Baik. Yogyakarta.

Susilo, H. 2005. Integrasi Ilmu Pengetahuan. Cetakan Pertama. Teraju. Jakarta.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Takwim, B. 2006. Kesadaran Plural: Sebuah Sintesis Rasionalitas dan Kehendak Bebas. Jalasutra. Yogyakarta dan Bandung.

Published

2018-09-13

Issue

Section

Artikel