MODEL PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL DALAM UPAYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN
DOI:
https://doi.org/10.24034/j25485024.y2014.v18.i3.154Keywords:
daerah tertinggal, kemiskinan, percepatan ekonomiAbstract
Kemiskinan menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah Indonesia sebagai nation-state. Kemiskinan tersebut menyebabkan daerah terabaikan dan terisolir. Ketimpangan pembangunan muncul dan berdampak terhadap semakin tertinggalnya perkampungan miskin terebut. Salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang merasakan kondisi tersebut adalah Kabupaten Kepulauan Meranti. Sebagian besar dari desa yang ada yakni 59 desa (80,82%) merupakan desa tertinggal. Jumlah rumah tangga sebanyak 45.564 KK, dan sebesar 56,76% (25.863 KK) merupakan rumah tangga miskin yang terdiri dari 114.496 jiwa. Pada hal daerah ini memiliki letak geografis yang strategis karena berada di jalur pelayaran dan perdagangan internasional selat malaka, berdekatan dengan negara tentangga Malaysia dan Singapura, serta berpotensi sebagai daerah hinterland dari kawasan Free Trade Zone Batam, Bintan dan Karimun (FTZ-BBK). Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rencana strategis model pengembangan daerah tertinggal dalam upaya percepatam pembangunan ekonomi di pedesaan. Penelitian dilakukan melalui survey dengan metode perkembangan (Developmental Research). Untuk pengambilan sampel masyarakat miskin digunakan teknik pengumpulan data dengan metode purposive sampling, analisis digunakan adalah metode deskriptif kuantitaif dan kualitatif. Penelitian ini menemukan strategi pengembangan daerah pedesaan dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi daerah dengan pendekatan lintas sektoral di semua bidang. Penelitian juga menemukan model penurunan jumlah keluarga miskin dengan mengacu kepada empat prinsip strategi penurunan jumlah keluarga miskin.
References
Alim. MK, 2007, Negara vs Kemiskinan Di Pedesaan, http://uploadoverload.blogs.-friendster.com, 10 Agustus 2013.
Bappenas. 2004. Pokja Perencanaan Makro Penanggulangan Kemiskinan Bappenas Komite Penanggulangan Kemiskinan, https://openlibrary.org/publishers, diakses 15 April 2013.
Basri. M,. 2007. Desa dan Kemiskinannya, http://www.kompas.com/kompas-cetak/0703/30/Jabar/11719.htm, diakses 31 Maret 2012.
Edy, L. 2009. 28 Desa Tertinggal Dapat Penghargaan Presiden RI, http://ads2. kompas.com/kpdt/index.php/news,diakses 23 Januari 2013.
Kompasiana, 2012., Upaya Pemerintah Mengatasi Masalah Kemiskinan, http:// ekonomi.kompasiana.com/moneter/, diakses 18 Oktober 2012.
Kusnandar., D W. Padmaningrum, W. Rahayu, dan A. Wibowo., 2013. Rancang Bangun Model Kelembagaan Agribisnis Padi Organik Dalam Men- dukung Ketahanan Pangan, dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan 14(1): 92-101. Fakultas Ekonomi Muhammadyah Surakarta, Surakarta.
Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, 2012., Data Statistik Otonomi Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, Pemda kabupaten Kepulauan Meranti, Selat Panjang.
Pemberdayaan., 2009, Konsep Pemberdayaan, Membantu Masyarakat Agar Bisa Menolong Diri Sendiri, http://www. pemberdayaan.com/pembangunan, diakses 4 April 2013.
Kastaman. R., 2007, Upaya Peningkatan Pendapatan Petani yang Maksimal Melalui Pengaturan Pola Pemilihan Komoditi Model Sinergi. Jurnal Sosiohumaniora 9(3): 211-225. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran, Bandung.
Suhendra. I., 2010, Faktor Penentu Investasi Swasta di Indonesia, dalam Jurnal Ekonomi 15: 131-150. Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Jakarta.
Sumaryo., 2011. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Tingkat Keberdayaan Ekonomi Rumah Tangga. Jurnal Ekonomi Pembangunan 12(2): 272-280. Fakultas Ekonomi Muhammadyah Surakarta, Surakarta.
Suyono. H. 2007. Gerakan Nasional Pemberdayaan Masyarakat. (Online). http://www.hupelita.com/baca.php?id=27511, diakses pada 31 Juli 2012.
Sahdan. G. 2009. Menanggulangi Kemiskinan Desa, http://www.ekonomirakyat.org, diakses 6 Desember 2013
Syahza, A. 2005. Dampak Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Multiplier Effect Ekonomi Pedesaan di Daerah Riau. Jurnal Ekonomi 10: 220-231. PPD dan I Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Jakarta.
----------., 2007. Percepatan Pemberdayaan Ekonmomi Masyarakat Pedesaan dengan Model Agroestate Berbasis Kelapa Sawit. Jurnal Ekonomi 12:106-118. PPD dan I Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Jakarta.
----------., 2008, Model Pemasaran Produk Pertanian Berbasis Agribisnis Sebagai Upaya Percepatan Pertumbuhan Eko- nomi Pedesaan. JurnalEkonomi 13: 60-70, Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Jakarta.
----------., 2013. Perumusan Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Pemetaan Potensi Ekonomi Bagi Masyarakat Wilayah Pesisir (Penelitian Fundamental Tahun II), Lembaga Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru.
----------., 2013. Strategi Pengembangan Daerah Tertinggal dalam Upaya Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan. Jurnal Ekonomi Pembangunan 14(1): 126-139. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Syahza, A dan Suarman., 2008, Pemasaran Produk Pertanian Melalui Koperasi Berbasis Agribisnis. Jurnal Sorot 3(1): 9-20. Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Jakarta.
Syahza, A dan I. Henny., 2010. Pemberdayaan Koperasi Berbasis Agribisnis di Daerah Pedesaan. Jurnal Sosiohumaniora 12(3): 207-220. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran, Bandung.
Syamsuar. 2010. Harapan Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah, Makalah pada seminar: Peluang dan Tantangan Kabupaten Meranti dalam Mewujudkan Otonomi Daerah, Balitbangda Propinsi Riau, Pekanbaru.
Tobari., dan B, Dharmawan. 2004. Profil Pengembangan dan Kebijakan Pembangunan Pertanian di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan Pedesaan 4(2): 129-137. Lembaga Penelitian Universitas Soedirman Purwokerto.
TNP2K. 2012. Program Penanggulangi Kemiskinan di Indonesia, http://www. tnp2k.go.id/id/program/sekilas, diakses 17 Mei 2013.
Zainal. R, 2010., Menciptakan Kabupaten Kepulauan Meranti Sebagai Hiterland Free Trade Zone Batam, Makalah pada seminar: Peluang dan Tantangan Kabupaten Meranti dalam Mewujudkan Otonomi Daerah, Balitbangda Propinsi Riau, Pekanbaru.