MEMBANGUN GENERASI TANGGUH MELALUI PROGRAM “ESOK HARI LEBIH BAIK”

Penulis

  • Manik Sunuantari Universitas Al Azhar Indonesia
  • Muchammad Nasucha Universitas Al Azhar Indonesia
  • Alma Mandjusri Universitas Al Azhar Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.24034/kreanova.v1i1.4865

Kata Kunci:

komunikasi keluarga, literasi digital, Esok Hari Lebih Baik

Abstrak

Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa menjadi tonggak keberhasilan suatu negara mencapai cita-cita mulia bangsa Indonesia, mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Berbagai upaya terus dilakukan untuk membentuk generasi penerus bangsa yang tangguh, kreatif, inovatif, dan selalu mampu beradaptasi sesuai perkembangan jaman. Sebagai salah satu wilayah padat di Jakarta Selatan, wilayah Karang Tengah Lebak Bulus seluas 4,11 km2 dihuni 41.775 jiwa lebih menyebabkan rawannya kondisi lingkungan. Dukungan orang tua terhadap anak menjadi salah satu kunci sukses membentuk generasi muda yang tangguh. Maraknya informasi yang beredar di masyarakat menyebabkan masyarakat seringkali mengalami kebingungan. Selektivitas informasi harus dilakukan, sehingga orang tua dapat mengarahkan anak informasi yang layak dikonsumsi anak. Literasi digital menjadi salah satu usaha untuk membangun keberdayaan masyarakat terhadap media digital yang saat ini marak berkembang. Harus dimulai sejak dini, komunikasi keluarga menjadi penting dalam proses pembentukan mental anak. Program Esok Hari Lebih Baik dimaksudkan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama menuju kehidupan lebih baik. Dengan hidup bahu membahu dan gotong royong maka akan terwujud Esok Hari Lebih Baik. Untuk itu perlu digalakkan berbagai kegiatan yang mendukung terbangunnya generasi tangguh yang selalu memiliki motivasi bahwa hari esok harus lebih baik dari hari ini. Program Pengabdian Masyarakat dirancang untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya komunikasi keluarga dalam era globalisasi saat ini.

Referensi

Chukwuere, J. E. dan Chukwuere, P. C. (2017). The Impact of Social Media on Social Lifestyle: a Case Study of University Female Students. Gender & Behaviour, 15(4).

Davis, E. (2017). Post-Truth: Why We Have Reached Peak Bullshit and What We Can Do About It. London: Little Brown.

Harun, R. dan A. Elvinaro. (2011). Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial. Jakarta: Radjagrafindo Persada.

Harahap, R. A. dan Putra, F. E. (2019). Komunikasi Kesehatan. Jakarta: Prenada Media.

Iriantara, Y. (2017). Literasi Media: Apa, Mengapa, Bagaimana. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Junaedi, F. (2019). Etika Komunikasi di Era Siber. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Kencana.

Levitin, D. J. (2017). Weaponized Lies: How to Think Critically in the Post-Truth Era. New York: Duton.

Littlejohn, S. W. dan Foss, K. A. (2017). Theories of Human Communication. Elevent edition. Illinois: Long Grove, Waveland Press. Inc.

Rakhmat, J. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Rosdakarya.

Rahmah, S. (2019). Pola Komunikasi Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian Anak. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 13-31.

Sinamo, J. (2014). Revolusi Mental dalam Intitusi, Birokrasi, dan Korporasi. Jakarta: Institut Darma Mahardika.

Singh, V. (2019). Impact of Social Media on Social Life of Teenagers in India: A Case Study. Journal of Academic Perspective on Social Studies, (1), 13-24.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2021-03-15

Terbitan

Bagian

Artikel